Perempuan Tanpa Nama - Puisi



Saat kita bertemu di tepian sunyi
Waktu terhenti di kaki langit yang muram
Kau menatapku dalam penuh makna
Seolah pertemuan kita telah abadi
Bersama senyum yang mekar  dengan pesona kasih
Kudapati  senyum indah itu lagi
Yang membuat lidahku kaku dan tak mau bicara
Ingin tangan untuk berjabat
Namun indah tubuhmu lebih membuatku terpaku


Perempuan tanpa nama
Dengan wajah cantik yang selalu menghantuiku
Bibir merahmu selalu menggoda jiwaku
Hampir di sepanjang waktuku terbayang wajahmu
Di manakah kau?


Perempuan tanpa nama
Apakah kita akan bertemu lagi?
Aku masih merindukan senyum indah yang mekar
Dari parasmu yang lugu nan indah
Senja itu datang membawa berkas-berkas cahaya
Yang mengisyaratkan kehadiran dirimu
Waktu itu kita hanya hati dan baying-bayang yang resah


Kau bertanya tentang senja
Yang menjadi payung keresahan kita?
Entahlah, resah itu ibarat senja yang masih tertutup awan hitam
Kau tersipu dan aku menebak tanya di bola matamu
Tentang rasa yang akan hadir lagi bersama senja
Yang indah dan waktu yang setia


“nantikan aku di senja yang akan datang”
Katamu diakhir perbincangan kita yang hening
Hari ini penantian rindu itu makin menebal
Dan perlahan sirna bersama senja
Aku merasa ada serpihan hatimu tumbuh dan
Lekat didalam sukmaku bersama senja


Perempuan tanpa nama
Kaukah itu, teka-teki yang tak kutemukan jawabannya?

Catatan Pohon Kecil

No comments:

Post a Comment

Instagram